Sabtu, 26 Desember 2009

AKU BUKAN DIA

“Hai , nama gua Fidoni Agusta, panggil aja gua Doni, rumah gua di perumahan Griya Asri ,jalan seriti no 4. Gua anak nomer 2 dari 3 bersaudara . Agama gua muslim.”
Begitulah cara ku mengenalkan diri didepan teman-teman ku yang baru ketika pertama kali aku duduk di SMA negri 14 Jakarta . Ketika pertama kali aku masuk sekolah yang ketika itu baru dan asing bagiku. Aku hanya memiliki satu teman , yaitu panggil saja dia Randi , itupun baru pagi-pagi benar saat pembagian kelas aku berkenalan dengannya , dan akupun memintanya untuk duduk di dekat ku. Bukannya aku sombong ya , tapi kata teman satu bangkuku itu, aku merupakan anak yang sangat beruntung karena wajahku yang indo , dengan hidung yang mancung , kulit putih , badan tegap , dan tinggi lebih dari 180 cm aku menjadi idola di SMA ku ini. Randi bicara seperti itu setelah 8 bulan kami bersekolah di SMA itu . Memeng benar apa yang dikatakan oleh Randi, buktinya , selama 8 bulan itu kami bersekolah di sini , sudah tidak terhitung lagi murit cewek yang meminta informasi pada teman satu bangkuku itu. Apalagi dengan statusku sebagai anak basket.
Jujur, sampai sekarang aku duduk di kelas tiga , aku baru satu kali berpacaran. Memang kedengaran aneh sih ,dengan statusku sebagai idola , aku hanya pernah 1 kali pacaran karena aku memang sangat selektif jika memilih pacar. Ketika itu ,awal aku duduk di kelas 2. Ada seorang cewekyang memang secara fisikly tipeku banget, yaitu dengan wajah agak chaines , rambut terurai panjang , dan tingginya kira-kira 165 cm. Tiba-tiba cewek yang memperkenalkan namanya Silvi seminggu yang lalu pada ku itu mengajakku pergi diner di salah satu resto terkenal di jakarta . Akupun menyanggupinya. Maleminggupun tiba , kukendarai motorku menyusuri jalan-jalan jakarta menuju ke sekitar daerah kuningan. Akupun berhenti didwpwn rumah yang bercatkan merahdan terdapat pohon belimbing didepan rumahn ya. Kuparkirkan motorku dan ku gedor pintu rumahnya. Beberapa saat kemudian Silvi keluar dengan gaun hitamnya sehingga menambah cerah kulit di mukanya yang menjadikannya kelihatan sangat cantik.
Aku dan Silvipun pergi. Tetepi tidak langsung pergi ketempat dimana acara diner akan kami langsungkan. Aku mengajaknya pergi kesebuah bukit yang pemandangan dibukit itu sangatlah indah ketika malam hari. Sesampainya di bukit itu, ku saksikan pemandangan yang begitu indah bersama Silvi. Silvi pun duduk di sebelahku. Tidak lama setelah itu , Silvi menyandarkan keopalanya di bahuku , dan menggenggam tangan ku. Tak lama setelah itu ,keluarlah beberapa kata dari mulutnya yang membuat hatiku sungguh bahagia , Silvi berkata
”Dari pertama kali kita berkenalan , gue udah suka ama elo don”.
”sungguh?” Dengan nada yang agak terkejut,
“ Gue juga sayang ama elo kuk . ngomong-ngomong , elo mau kah Silvi jadi pacarku?” akupun membalas bertanya pada Silvi
Dengan nada yang terbata – bata , Silvipun menjawab pertanyaan ku
“a...a...a...ku Mma...ma ..u don.”
Sejak saat itu lah aku dan silvi resmi mberpacaran. Waktupun sudah menunjuukan pukul 08.00 pm ,aku dan Silvipun langsung pergi ke resto tempat kami diner. Jam 09.00pm kami pun menyudahi diner kami.
Keesokan harinya ,layaknya pasangan baru apalagi aku baru pertama kali berepacaran , kami pun “mojok” berduaan di sudut kantin sekolah. Hubungan kami pun berjalan layaknya pasangan lainnya, ada kalanya cobaan menimpa kami berdua , tapi kami selalu bisa mengatasinya , hingga sampai suatu hari ketika liburan setelah Ramadhan , Silllvi dan keluarganya pergi berlibur ke Jepang . pesawat yang di tumpangi mereka berdua pun mangalami kecelakaan dan jatuh ke laut , semua awk pesawat pun meninggal seketika. Sejak saat itulah kembali kujalani hari-hariku dengan setatus jombloku.
Sekarang aku sudah duduk di kelas tiga, tetepi baru satu minggu aku dan teman-teman satu angkatanku menyandang predikat anak kelas tiga. Tidak terasa waktu bergulir begitu cepat , kurasakan baru kemarin aku mengenalkan diri pada temen-temenku di depan kelas , tapi sekarang sudah menjadi murid paling tua d SMA 14 ini.
Kriiiiiing.... bel pun berbunyi , akupun terbangun dari lamunan masalalu ku. Pelajaranpun dimulai, pak Sigit yang merupakan guru paling kocak sekaligus wali kelasku masuk dengan seorang anak yang kuperkirakan murid baru. Akupun sangat kaget dan tidak percaya ketika ku lihat wjahnya . Wajahnya sangat mirip dengan mantanku ,yaoitu Silvi. Siswa itupun memperkenalkan diri di depan kelas”Haiii , nama ku Sagita Damayanti , kalian bisa panggil aku Gita , aku mpindahan dari magelang karena ayah ku dipindah tugaskan ke jakarta.”Aku sangat terkejut sampai-sampai aku tak mendengarkan apa yang ia bicarakan di depan kelas. Aku tidak bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada pelajaran , semala pelajaran berlangsung , pandangan ku hanya tertuju pada Gita yang duduk di samPING Fittri.Bel istirahat pun berbunyi , anak-anak berlomba-lomba kekentin , kecuali gita yang hanya duduk di bangkunya dan membaca sebuah novel. Karena diriku sangat penasaran , ku beranikan diri untuk mendekati Gita , ku tanyanyakan namanya karena tadi aku tidak mendengarkan apa yang ia katakan.

”hai . . . ngomong-ngomong nama loe siapa?”kata ku .
“Aku Gita , Kamu ?”
“Gua Doni , gua boleh minta nomor HP mu nggak?”
Gita pun memberikan HP nya kepada kudan berkata
“ini nomorku , catat senduru ya!”
kucatat nomor Hpnya sambil berterima kasih padanya , kemudian ku kembalikan HPnya sambil berjanji akan menghubuninya setelah pulang nanti.
Kriiiiiing..... bel pulangpun terdengar. Akupun pulang dengan mengebdarai motorku . sesampainya dirumah , kuambil HP ku ,kugunakan layanan sms yang ada di HP ku untuk mengirim pesan ke nomor Gita. Kamipunsaling balas membalas sms dengan berbagai hal yang kjami obrolkan sampai ahirnya jam menunjukan pukul 05.00 pm , Gitapun berpamitan untuk mandi dan juga menyuruhku untuk mandi. Akupun juga mandi.
Setelah beberapa hari kami saling ngobrol , sms , dan telpon ,akupun mempunyai niat untuk menjadikannya pacarku sebagai paengganti almarhum Silvi. Entah karena akubenar-benar sayang Gita ataukah karena ia mirip dengan Silvi sedangakan aku belum bisa menghilangkan Silvi dari hatiku. Aku tak mengerti apa yangseringkali aku rasakan , aku sering sekali menyamakan Gita dengan Silvi padahal aku tahu sifat mereka begitu bertolak belakang dengan Silvi yang sangat agresif dan Gita agak pendiam .
Beberapa hari kemudian , ku ajak Gita pergi berjalan-jalan di Dufan.
“Don , tumben kamu ngajakin aku pergi?”
“Ea nggak papa , gua Cuma pengen pergi ama loe aja Git.”
“ooooo”
“eh Git , kita naik itu yuk!”sambil menunjuk sebuah bianglala yang ada di depan mereka berdua.
“oke , tapi aku takut ketinggian Don”
“nggak papa , entar pegangan gua lok elo takut.”sambil menggandeng tangan Gita.
Mereka berdua pun naik bianglala
“Dari sini pemandangannya bagus ya don , tapi aku agak takut Don.”
“ea nggak papa.”sambil menggenggam tangan Gita.
“Git , loe dah punya cowok belum?”
Gita pun hanya menggelengkan kepala.
“git , jujur , Gua sayang ama elo Git, elo mau jadi cewek Gua nggak ?”
“aaaaaaa .... anu don.”
“anu apa Git ? kalok elo nggak mau jadi cewekku nggak papa kuk Git , Gua hargai keputusanmu...”
“Bukan begitu don ... , Gua nggak...!”
“nggak mau ya Git”aku langsung menyambar perkataan Gita yang belum habis ia keluarkan dari mulutnya.
“agu nggak.... nggak bisa nolak kamu Don , Aku juga sayang ma kamu don.” Sambil tersipu malu
“suer lo Git , Thanks ya git “ sambil mengecup kening Gita.
“Ia don , ehh Thayangku. Hehehehehhe”
Akupun resmi berpacaran dengan Gita. Setelah beberapa hari aku berpacaran dngan Gita, Aku semakin tidak bisa menghilangkan bayangan Silvi dari hidupku. Pernah seketika ketika aku sedang jalan berdua dengan Gita, aku memenggilnya Silvi , pernah Juga aku memberi Gita Udang goreng padahal Gita alergi dengan Udang dan Udang adalah kesukaan Silvi.
Karena seringnya aku menyamakan Gita dengan Silvi , maka Gita pun menanyakannya pada Randi teman satu bangkuku dari aku kelas satu sampai sekarang , karena kalau bertanya padaku ia tidak akan mendapat jawaban yang memuaskan dari ku , karena kalau Gita menanyakan tentang Silvi padaku , aku pasti hanya menjawab bahwa ia adsalah temanku.
Setelah kejadian itu, Gita seperti menjauh dariku., tetapi aku tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu sampai ahirnya aku memaksanya untuk bicara , dan iapun menceritakan apa yang ia ketahui dari Randi. Ia pun sangat kesal kepadaku , karena ia pikir ia menjadi pelampiasan atas kehilangan Silvi yang akurasakan . ia meminta “putus” dan meminta ku untuk menjauhinya selama aku masih tidak bisa melupakan Silvi.
Akupun merenungi apa yang dikatakan Gita padaku hingga muncullah niatan ku untuk menghilangkan Silvi dari hidupku. KU kumpulkan barang-barang yang berhubungan dengan Silvi dan ku simpan di dalam gudang , setelah itu kusibukan diriku dengan berbagai kegiatan supaya aku bisa melupakan Silvi. Setelah satu bulan berlangsung , kuberanikan diriku untuk menemui Gita karena memang selama masa satubulan diriku melupakan Silvi aku tidak pernah ngobrol dengan gita.
“Gita , gimana ni kabar loe ?”
“Aku baik kok, Kamu gi mana Don ?”
“Gua buruk Git , Gua kangen ma elo . Git , untuk sekarang Gua udah bisa ngilangin Silvi dari hidup Gua Git .” dengan memasang tampang meyakinkan di depan Gita.
“SO......?”
“elo mau jadi cewek ku lagi nggak Git ?”
“Don , gua aku emang sayang ma kamu Don , tapi untuk saat ini aku nggak bisa nrima kamu jadi cowok ku dulu Don , satu bulan lagi udah UN Don , aku mau fokus ke UN dulu , setelah UN nanti aku janji bakalan mau jadi cewekmu , itu sich lok kamu masih minta aku buat jadi cewek kamu.” sambil tersenyum
“Taaa...pi , elo janji kan Git?”
“Iya , Gua Janji , untuk sekarang , kita temenan dulu aja ya!”
“Oke Gita . . . . Gua kan tetep nungguin kamu Git.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar